Searching...

Popular Posts

Impian Anda merupakan ”Keharusan” atau ”Seharusnya”?

Sabtu, Juni 22, 2013


Apakah Impian Anda merupakan ”Keharusan” atau ”Seharusnya”?
 
Bagi kebanyakan orang, mendapatkan apa pun yang diinginkan jarang merupakan keharusan. Mereka ingin merintis usaha baru, tetapi bukan keharusan, kalau tidak tercapai ya tidak apa-apa. Jika sesuatu hanya sebuah Â’seharusnyaÂ’, dan bukan sebuah ’keharusan’, maka jarang kita akan dapat memperolehnya. Anda akan selalu menemukan alasan dan jalan untuk melepaskannya, dan berhenti berusaha pada saat menemui hambatan.


Orang-orang seperti Sylvester Stallone, Steven Spielberg atau Donald Trump sukses bukan karena terlahir dengan lebih disiplin, lebih fokus, atau lebih beruntung dari kebanyakan orang. Yang membedakan adalah mereka membuat tujuan yang ingin dicapainya sebagai sebuah keharusan bagi diri mereka. Mereka tidak mau terima jika impiannya kandas di tengah jalan. Itulah mindset yang harus dimiliki setiap pribadi sukses.
Stallone Membuat Mimpinya jadi Bintang sebagai ”Keharusan”


Siapa tak tahu Rambo..Tokoh legenda dalam film yang dibintangi Sylvester Stallone. Mungkin Anda juga masih ingat Rocky..Tokoh Film yang sekuelnya dibuat berkali-kali dan mendulang Sukses luar biasa sekaligus mengantarkan Bintang Utamanya Sylvester Stallone dikenal sebagai Aktor papan Atas.

Rambo
Dari Tokoh yang juga Judul Film diatas kita sudah mengerti bahwa  Stallone adalah Seorang Aktor Hollywood yang Sukses dan ternama, tetapi mungkin hanya sedikit yang tahu cerita dibalik perjuangan Seorang  Stallone, Cerita yang seharusnya bisa menginspirasi kita untuk juga mampu menjadi Seorang yang Berhasil meski dengan latar belakang yang kurang menguntungkan.



Rocky


Kalau anda melihat film Rocky, akan anda temui kemiripan dengan kehidupan Stallone yang sebenarnya (Film Rocky yang sudah beredar mulai Rocky sekuel 1 sd 5). 

Keluarga Stallone sangat miskin, bahkan ibunya terpaksa melahirkan dia di tangga pintu sebuah sekolah. Sebuah pukulan dari temannya membuat ia harus menderita kelainan saraf di bagian mukanya. Membuat sisi kanan wajahnya menjadi tidak normal. Ia juga terpaksa berbicara dengan gagap, dan ujung bibirnya selalu tertarik ke bawah. Dan menjadi lucu karena sesuai dengan namanya “Sylvester” yang diasosiasikan dengan film kartun kucing Looney Tunes. Dengan segala keterbatasannya itu Stallone bermimpi menjadi aktor dan memberi inspirasi bagi berjuta-juta orang melalui film-filmnya.

(Seperti anda tahu, banyak anak muda mimpi menjadi aktor, menjadi bintang…. perbedaan Stallone dengan anak-anak muda umumnya adalah mimpinya bukanlah sekedar harapan. Bagi Stallone, mimpinya adalah sebuah keharusan yang mutlak. Ia betul-betul mempunyai komitmen untuk melakukan apa saja yang diperlukan untuk merealisasikannya)

Pertama-tama ia mendaftar pada sebuah sekolah akting dan kemudian melakukan audisi. Dapat diduga, dengan aktingnya yang kaku, penampilan yang ‘dopey’, dan gaya bicara yang gagap, Stallone selalu ditolak pada peran apa pun yang diinginkannya. Tetapi ia tidak menyerah. Dengan tekun ia mengubah strateginya dan bertindak.

Cara dia mendapatkan peran pertamanya merupakan contoh bagaimana ia mau melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Pada saat ia ditolak dalam suatu audisi, ia menarik kursi dan duduk di depan kantor manager, menolak pergi sampai mereka memberinya kesempatan. Sesudah duduk berjam-jam, mereka akhirnya tergerak atas keinginannya yang sangat kuat untuk mendapatkan kesempatan, dan memberinya peran. Walaupun ia hanya muncul selama beberapa menit sebagai figuran, ini sudah merupakan terobosan pertama baginya.

Sayangnya pengalaman tersebut hanya membawanya pada kegagalan-kegagalan berikutnya untuk mendapatkan peran lain. Pada suatu hari, ia pulang tanpa hasil, banyak yang menyarankan Stallone untuk menyerah, meninggalkan impian bodohnya, dan mencari pekerjaan lain yang menghasilkan uang. Ia pun menjawab, “Jika saya mendapatkan pekerjaan lain, saya akan kehilangan satu-satunya hal yang penting dalam hidup saya.” “Bila saya berhenti berusaha dan bekerja di bidang lain, berarti saya menjual mimpi saya.”

Ditolak Produser 600 kali
 
Pada tahun 1974 Sylvester Stallone adalah actor figuran yang bokek, tidak punya uang.
Pada titik terendah dalam hidupnya ini, ia menonton sebuah pertandingan tinju antara Mohammad Ali dan Chuck Webner, seorang petinju lemah yang menurut ramalan banyak orang akan dapat dirobohkan dalam 3 ronde. Yang tidak di duga oleh orang banyak adalah kemantapan dan kekerasan hati Webner. Ia dapat menyelesaikan total 15 ronde melawan Ali hanya karena ia tidak mau menyerah.

Stallone sangat terinspirasi dengan tontonan tersebut dan muncul sebuah visi tentang sebuah film yang akan ia tulis naskahnya. Ia mulai menulis selama 3 hari tanpa henti hingga dapat menyelesaikan manuskrip film dari naskah pertama sebuah cerita berjudul“Rocky”. Ia sangat gembira dengan manuskripnya tersebut, karena dalam pikirannya ia tahu bahwa manuskrip tersebut akan menjadi sebuah film yang akan mengubah hidup dan nasibnya.

Namun, pada saat ia mulai menjual manuskripnya, semua orang berkata bahwa jalan ceritanya terlalu mudah ditebak dan tidak ada orang yang mau menonton film tinju. Lalu Stallone mengajukan tulisannya kepada para produser film. Namun tidak ada yang memberi tanggapan serius atas naskah cerita tsb. Saat itu ia masih single, dengan ditemani anjing kesayangannya bernama Timmy. Ia berusaha keras selama 2 bulan namun masih belum menampakkan hasil, sampai suatu hari ia sama sekali tidak punya uang. Dengan sangat sedih ia menitipkan anjingnya dengan hanya dihargai $25 untuk bisa menyambung hidupnya. Namun satu hal, Stallone tidak pernah berhenti berusaha. Ia menawarkan naskah ceritanya tidak kurang dari 600 kali kepada semua produser dan studio film.

Sementara kebanyakan orang akan menyerah pada titik ini, namun Stallone tahu bahwa jika ia punya komitmen untuk melakukan apapun, ia akan menemukan jalannya. 
 



Sampai suatu hari, ada sebuah studio menawarkan $20,000 dengan tokoh utamanya dibintangi oleh Ryan O’Neal dan Burt Reynolds. Stallone kegirangan mendapat penawaran tsb. Akan tetapi ia ingin tetap membintangi filmnya tersebut. Lalu ia menawarkan diri untuk bermain cuma-cuma. Ia ditolak oleh sang sutradara. Stallone pun menolak penawaran tersebut, walaupun sesungguhnya dia sangat membutuhkan uangnya.

Lalu mereka menawarkan $80,000 dengan syarat bukan dia yang membintangi tokoh utamanya. Kembali ia menolak. Mereka memberitahunya bahwa Robert Redford tertarik, mereka bersedia membayar Stallone $200.000. Sekali lagi Stallone menolak mereka.

Mereka naikkan penawaran menjadi $300.000 untuk sebuah naskah cerita tsb. Stallone memberitahu mereka bahwa, ia tidak mau jika tidak melibatkan dirinya. Mereka menawarkan Stallone $330.000, Stallone bersikeras tidak akan mau melihat filmnya dibuat kalau tidak boleh membintangi tokoh utamanya.
Akhirnya mereka setuju Stallone menjadi tokoh utamanya, namun ia hanya dibayar $20.000 untuk naskah ceritanya ditambah $340 per minggu sesuai upah minimal seorang aktor. Setelah dipotong biaya-biaya, komisi agen, dan pajak, ia hanya mendapatkan penghasilan bersih sebesar $6,000 bukannya $330,000.
Begitu mendapat uang, lalu dia mencari orang yang membeli anjingnya tsb di sebuah club malam. Namun sang pembeli tidak mau melepaskan Timmy begitu saja. Stallone lalu memberi tawaran 2 kali lipat, tetap ia tidak mau. Lalu $100, $200, tetap tidak diberikan. Penawaran terus berlanjut. Stallone tidak menyerah karena Timmy sudah dianggap seperti sahabatnya dan sudah menjadi bagian dari hidupnya. Akhirnya dia harus mengeluarkan $3000, ditambah syarat melibatkan sang pembeli sebagai pemeran tambahan dalam filmnya tersebut.


Namun apa yang terjadi selanjutnya? 
Pada waktu film Rocky diluncurkan dan mencapai box office, film ini mampu menghasilkan uang $171 juta dan dinominasikan untuk sepuluh academy awards. Spontan Sylvester Stallone melesat menjadi terkenal sebagai bintang laga. Tawaran main film segera membanjir, seperti: First Blood, Rambo, dan sekuel Rocky.

Dua tahun kemudian, di tahun 1976 Stallone dinominasikan meraih Academy Award sebagai Aktor Terbaik. Film Rocky tersebut memenangkan tiga oscar, Film terbaik, Sutradara terbaik dan Skenario Film terbaik. Serial Rocky (Rocky 1 -5) setelahnya meraih hampir $1 milyar, menjadikan Stallone seorang bintang film internasional. 

Ikutilah firasat dan intuisi anda, tetap fokus pada apa yg anda inginkan.

Kesuksesan Stallone terjadi berkat fakta bahwa baginya menjadi aktor adalah sebuah keharusan. Ia percaya bahwa jika kita betul-betul punya komitmen, maka akan selalu ada jalan!


Stallone telah berhasil mencapai impiannya.

Kunci untuk mencapai goal anda adalah anda membuat sesuatu menjadi  ”harus”, dan ”buatlah diri anda tidak bisa hidup tanpa goal anda”

The Power of Commitment

Menuliskan goal dan impian adalah langkah krusial, dimana menurut penelitian, kurang dari 5 persen orang melakukan hal ini. Namun hanya menulis goal dan impian anda, tidak lah cukup. Milikilah keyakinan bulat dan menjadi KOMITMEN 100 persen untuk mencapai goal anda.

 
“Perubahan bukanlah masalah kemampuan, tapi masalah KEMAUAN dan MOTIVASI.
Kalau anda belum berubah, anda hanya belum menemukan alasan yang kuat untuk berubah (pain). Kalau anda percaya berubah sekarang, hasil nantinya akan massive pleasure. 

Bila saya tidak berubah sekarang, maka SAYA MATI, mau tidak mau saya pasti berubah sekarang. Alasan orang berubah adalah menghubungkan PAIN (kesedihan) dengan tidak berubah. Dan menghubungkan PLEASURE (kesenangan) dengan membuat perubahan. Setelah Anda memutuskan untuk berubah, miliki KOMITMEN 100 persen dan lakukan apa saja yang bisa anda lakukan untuk mencapai impian anda.”



Salam Sukses untuk Anda

Share This Article :

Baca Juga Artikel Berikutnya

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih kunjungan Anda silahkan berkomentar