Mengapa Uang menjadi hal
yang sangat diinginkan kita, tetapi sekaligus Menakutkan jika kita kehilangan
dia. Mengapa kita rela melakukan berbagai hal melelahkan untuk mendapatkannya
dan berusaha sekuat nya untuk mempertahankan rutinitas pekerjaan kita itu
karena tak ingin kehilangan sumber uang?
Waktu kita habis dan kita
lelah karena di perbudak uang…
Bukankah seharusnya, kitalah
yang memperbudak uang?...Bagaimana uang bekerja untuk kita?
Pikiran saya terbuka setelah
membaca buku Robert T Kiyosaki berjudul Rich Dad Poor Dad sehingga saya
mengetahui bagaimana seharusnya bersikap dan memperlakukan
uang,
Pada awal 2007 lalu untuk
pertama kalinya saya sempatkan membaca sebuah buku terjemahan karya Robert T koyasaki, Rich Dad Poor Dad ini
Tentang buku ini sebenarnya
telah lama di rekomendasikan oleh beberapa teman, tetapi saya belum sempat
mencarinya di took buku. Tepat ketika dirumah teman, saya melihat buku dengan
judul tersebut dan saya sempatkan sekilas membacanya, dan atas kebaikan teman
saya itu saya bisa meminjamnya.
Pada mulanya saya mengira
buku ini banyak memberikan advice untuk menuju sukses secara cepat dan tepat,
tapi saya salah.
Setelah saya membacanya,
barulah saya sedikit mengerti bahwa Buku ini lebih menjadi pedoman dalam
mengelola keuangan, kurang lebih seperti itu. Walaupun pembahasan yang
diberikan tidak merinci, tapi sedikit banyak membuka pemahaman kita untuk
bagaimana memperlakukan uang.
Saya tak menitik beratkan
pada bagaimana uang itu masuk, kemudian di olah menjadi sesuatu yang juga
menghasilkan (perputaran uang), yang paling menyita pikiran saya adalah
bagaimana uang menjadi sesuatu momok yang sangat diinginkan dan juga menjadi
hal yang sangat menakutkan bagi seorang pekerja seperti saya pada umumnya.
Inilah perangkap uang.
Ada sebagian orang merasa
takut andai saja saya tidak memiliki pekerjaan, tidak memiliki penghasilan
pasti yang datang secara rutin, takut di cibir, takut tidak diterima dalam
masyarakat dan ketakutan itulah yang menjadikan kita fanatic untuk terus
bekerja untuk bagaimana memperoleh uang sebanyak-banyaknya, membangun citra
diri dan kehormatan keluarga. Membaca ini saya tersenyum, mungkin inilah
perasaan saya yang tak pernah bisa saya terjemahkan dalam kata. Sebuah emosi
negatif yang perlahan-lahan menjadikan kita bak budak zaman.
Hal yang menggelitik mungkin
ketika penulis mengatakan bahwa “pertama, kita bekerja untuk para pemilik
perusahaan kemudian untuk pemerintah melalui pungutan pajak, dan akhirnya untuk
bank yang membeli hipotek kita” atau ketika dikatakan bahwa “kita sebenarnya
hanya bekerja keras untuk membayar tagihan bulanan dirumah tanpa pernah kita
menikmati manfaatnya dan tentunya untuk membayar tagihan plus bunga kartu
kredit” ----mungkin itu sebabnya kartu kredit adalah musuh sekaligus godaan
terbesar bagi saya, saya tidak ingin terjerumus jauh dan dalam. Kuatkan saya Tuhan,
Lol!
Well, sebenarnya buku ini
bukan ingin mengungkap bahwa uang bukan hal yang penting tapi lebih untuk
memberikan ajaran untuk kita bagaimana sebenarnya cara mengumpulkan uang yang
paling tepat. Tanpa perlu mengorbankan seluruh waktu dan tenaga terlebih lagi
tidak dibawah bayang-bayang ketakutan.
Kita haruslah mengerti
terlebih dahulu sebelum mencari cara untuk mendapatkannya.
“Teruskanlah pekerjaan
harian anda, atau jadilah karyawan yang bekerja keras dan bagus, tetapi
teruslah membangun kolom asset itu”
(Halaman 101)
Jika anda adalah penggemar uang, mungkin sudah seharusnya anda wajib memiliki buku best seller ini ( Bukan Promosi lo..)
Saat ini Buku Rich Dad Poor
Dad menjadi bacaan wajib saya setelah
saya berhasil membelinya.
Happy reading all… I must read this book again, again and again!
googlebook
-------------------------------------------------------------------------------------------------
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih kunjungan Anda silahkan berkomentar