Searching...

Popular Posts

Cinta diusia 17 tahun

Jumat, September 17, 2010

Suatu hari dibulan september 1994,ketika pertama kali aku diterima kerja di Jakarta..usiaku ketika itu menjelang 17 tahun.usia yang kata orang merupakan usia yang lagi manis-manisnya...intinya usia transisi menjelang berakhirnya masa kanak-kanak kemasa remaja,dimana pada usia ini biasanya anak-anak mulai merasakan yang dinamakan tertarik pada lawan jenis,atau yang lebih dikenal dengan istilah Jatuh Cinta.
Mungkin itu pula yang mulai menggejala dalam diriku ketika di tempat kerjaku yang sama sekali baru ini,aku mengenal seorang gadis yang belia juga seusiaku..,!

Tiba-tiba ada rasa aneh yang kurasakan di dalam dada ini,ketika aku pertama kali menyentuh tangannya saat diperkenalkan dengannya oleh senior rekan kerjaku.
Selama beberapa hari,minggu sampai berbulan lamanya aku mencoba mempelajari makna perasaan yang semakin membuatku gelisah,resah dan rindu tak menentu,seolah ingin selalu ada didekatnya dan terasa nyaman ketika berada bersamanya...atau benarkah aku sedang jatuh cinta..?
Tetapi bagaimana dengan dia sendiri,apa yang dirasakannya saat bersamaku?..aku tak berani memastikannya..apalagi menanyakannya,..dan cukup kusimpan perasaan ini yang semakin lama sesungguhnya semakin menyiksa.
Semakin lama semakin dekat saja hubunganku dengan dara asal Bogor yang bernama Pujawati Sekarwilis ini..,hampir tak pernah seharipun kesempatan terlewatkan untuk bersamanya,baik saat jam kerja ,karena kebetulan kita satu shieft,maupun setelah pulang kerja,kita masih menyempatkan untuk jalan-jalan..meski sekedar nongkrong di mall,minim eskrim,atau bahkan sekedar nongkrong di halte nunggu sore atau nunggu angkutan umum terakhir,atau bahkan sering juga nongkrong di stasiun KRL sekedar melihat penumpang yang hilir mudik..apapun dan gimanapun caranya yang penting bisa meluangkan waktu untuk selalu bersama tiap waktu,sembari berbagi cerita dan pengalaman masing-masing...maklum,kerika itu belum zamannya HP,jadi ga bisa sms atau telpon,apalagi Chating...hehe..
Sepertinya tak pernah ada hari tanpa dilalui berdua bersama,dan semua terlewati hampir setahun lamannya,sampai akhirnya terjadilah apa yang selalu aku khawatirkan selama ini..
Ketika itu kebetulan kita berdua jalan ke Monas dan nongkrong di rimbunnya pepohonan disekitar Tugu Monas,sembari melumat menisnya eskrim yang dibeli di stasiun Gambir sebelumnya..kita berdua santai sembari berselonjor kaki direrumputa..aku menatap wajahnya yang lembut,menikmati kerling matanya yang nakal,rambutnya yang tergerai panjang,kulitnya yang halus dan senyumnya yang diapit lesung pipit,semakin manis..perfect..gumamku dalam hati,,emang bener koq..dia tipikal gadis yang ayu dan cantik dan masih khas kelembutan alaminya sebagai anak dari daerah pinggiran kota yang masih naturalis banget..,.
Beberapa saat aku tertegun menikmati pemandangan dirinya yag menakjubkan bagiku,sampai ketika aku disadarkan oleh tegurannya yang mengagetkanku,,Nampaknya ia menyadari telah kuperhatikan,dan ia balik menatapku,menatap tajam mataku,seperti mencari-cari sesuatu didalamnya..,aku merasa seluruh tubuhku bergetar,jantungku berpacu lebih kencang dari biasanya..dan membuat nafasku teras sesak..tapi dia tersenyum lembut sekali seperti hendak menenangkanku,dan senyuman itu adalah senyum paling manis yang pertama kali kulihat dari bibirnya,,akupun mencoba membalas senyumnya dengan agak kecut karena aku merasa tergagap melihat sikapnya sore ini,begitu lembut..dan mempesona.
Aku mencoba memberanikan diri mengucapkan satu kalimat yang sebenarnya tak pernah berani untuk menyatakannya,Aku cinta kamu....
Dia memegang tanganku..mendekap wajahku,menghujamkannya kedadanya,kemudian membelai rambutku,...sesaat,aku tak mengerti dengan sikapnya ini,tap[i kemudian dia mendongakan kepalaku sehingga wajahku dekat sekali dengan wajahnya..dan dia
mencubit hidungku..
Sesaat kemudian dia melepaskanku namun dengan
tetap terdiam tanpa sepatah katapun dari bibirnya.
"Ada yang salah dengan kata-kataku?"
tanyaku kemudian karena tak mengerti
"Ah..ngga..,kita pulang yuk..,udah sore nich..."
dia menjawab seolah tak pernah terjadi apa-apa.
Aku melihat langit mulai beranjak gelap,dan sepertinya hanya tinggal kami berdua yang berada di taman Monas ini,maka akupun bergegas segera beranjak ari tempat duduk,dan bangkit berjalan bersamanya..dengan masih menyimpan berjuta perasaan tak mengerti dalam benakku..

Share This Article :

Baca Juga Artikel Berikutnya

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih kunjungan Anda silahkan berkomentar